Walaupun bukan lapangan minyak pertama, lapangan minyak Blok Bula yang berada di ujung Timur Utara Pulau Seram ini, termasuk lapangan minyak tua yang ada di Indonesia.
Cadangan minyak di blok bula telah ditemukan sejak tahun 1896 pada masa pendudukan Belanda. Tetapi mulai dibor dan diproduksi pada tahun 1919.
Keunikan dari lapangan minyak Bula bisa kita lihat pada sebagian sumur-sumur minyaknya yang menjorok ke laut. Bukan Offshore tapi juga tidak sepenuhnya Onshore. Istilah yang digunakan di dunia perminyakan untuk mengkategorikan sumur yang terletak di lepas pantai (offshore) dan sumur yang terletak di daratan (onshore).
Menurut penduduk tua Bula, dahulunya sumur yang ada di pantai itu memang di bor di lepas pantai atau lebih tepatnya di rawa-rawa. Dilakukan pengurukan dengan sirtu sehingga membentuk jalan yang menghubungkan daratan dengan lokasi pemboran.
Dari peta di atas, daratan yang menjorok ke laut, seperti jari tangan, itulah daerah urukan yang dipakai untuk mengakses sumur-sumur minyak tersebut. Jadi bukan asli alami, melainkan buatan manusia.
Ada hal yang lebih unik lagi dari lapangan minyak ini. Secara ilmu perminyakan, hasil produksi di lapangan tersebut harusnya sudah habis sejak bertahun-tahun yang lalu. Tetapi sampai sekarang, lapangan tersebut masih menghasilkan walaupun kurang dari 500 barrel produksi perharinya.
Darimana minyak tersebut ? Geologist perusahaan yang mengelola lapangan tersebut pernah menyebutkan, bahwa kemungkinan ada rembesan minyak dari zona lain yang belum diketahui asalnya. Inilah yang mengisi terus reservoir yang menjadi sumber minyak bagi-sumur-sumur di lapangan minyak Bula.
Akan tetapi sampai saat ini belum ada studi lebih lanjut, dikarenakan studi semacam itu membutuhkan dana yang cukup besar. Sementara hasilnya, secara keekonomian belum tentu menjanjikan.
Jika anda berkunjung ke kota Bula, jangan lupa berkeliling di penjuru kota Bula dan sekitarnya. Karena kota tersebut memiliki bentang alam yang indah. Baik pantai nya maupun bukit-bukitnya.
Kuliner andalan dari kota Bula adalah hasil perikanan, kepiting dan ikan laut.
Oya, datanglah saat musim Duren, dijamin anda akan ketagihan dengan durian Dawang. Duren hutan yang manis dan masih asli. Masalah harga ? Jangan kuatir, bahkan saat puncak musim durian anda bisa mendapatkan dengan harga 10 ribu rupiah untuk 4 buah durian. Tertarik ? Silakan berkunjung ke Nusa Ina. Negeri para leluhur di Pulau Seram.
Sumber : http://migasnet07fahri8063.blogspot.com/2010/01/mengendus-sumur-minyak-peninggalan.html.
0 komentar:
Posting Komentar