Selama berabad-abad lamanya para ilmuwan berpendapat bahwa banjir nabi nuh terjadi karena es di kutub yang mencair, namun kemudian mereka bimbang dan bingung tentang kemana perginya air ketika banjir itu surut. Karena sangat sulit dinalar jika kemudian keseluruhan air tersebut mengalir kembali ke kutub dan membeku di sana.
telegraph.co.uk
Tentunya ini bertentangan dengan pendapat para ilmuwan tentang asal usul air banjir yang berasal dari es kutub yang mencair.
Belum lagi penjelasan tentang surutnya air bah tersebut, menurut Allah dalam surat Hud ayat 44 : Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim”.
Ilmuwan tidak mempercayai bahwa hilangnya air bah tersebut adalah ditelan bumi.
Namun waktu demi waktu hal itu mulai terkuak kebenarannya.
Ahli geologi Amerika Serikat telah menemukan akuifer atau waduk raksasa air tawar yang tersembunyi di dasar Samudera Atlantik atau di bawah air asin.
"Kami tahu ada air tawar di sana di tempat-tempat terpencil, tapi kami tidak tahu luas atau geometrinya," kata ahli geologi kelautan Chloe Gustafson dari Universitas Columbia, seperti dikutip laman Science Alert, Senin, 24 Juni 2019. "Meskipun ukuran besar ini mengejutkan dan tidak terduga."
Sinyal air pertama kali muncul pada 1970-an, tapi sampai sekarang, tidak ada yang curiga bahwa waduk besar yang terperangkap dalam batuan berpori ini mungkin mengalir hampir sepanjang seluruh timur laut AS.
"Jika kami mempertimbangkan potensi perluasan timur laut dan barat daya di luar profil kami, mungkin ada beberapa kali lebih banyak air tanah yang mendasari bagian timur laut dari landas kontinen Atlantik AS. Yang mewakili sumber daya air tawar, juga menyaingi akuifer darat terbesar," penulis menjelaskan.
Namun, keberadaan akuifer raksasa menunjukkan sistem air tanah serupa dapat dengan mudah disembunyikan di bagian dunia yang lebih panas dan lebih kering, seperti California, Australia, atau Timur Tengah. "Itu bisa berubah menjadi sumber daya penting di bagian lain dunia," kata Gustafson.
Maka terjawab sudah kebenaran firman Allah tersebut, yang melebihi kemampuan manusia untuk mengetahui dan menjamahnya.
0 komentar:
Posting Komentar